Demistifikasi Feodalisme dalam Pendidikan Indonesia



Lebih dari satu dasawarsa, selalu ada hantu dalam ranah pendidikan di Indonesia. Hantu adalah makhluk metafisika yang sering dikaitkan sesuatu yang menakutkan dan mengancam. Hingga sekarang hantu itu disebut feodalisme.


Menyinggung tentang pendidikan, hari ini menurutku adalah waktu yang cukup tepat. Seperti biasa, di Hari Guru ini, mereka — para guru — sedang dininabobokan dengan senandung-senandung syahdu akan kemuliaan mereka. Dibuat lupa sejenak bahwa mereka masih menjadi budak tirani birokrasi dan kebijakan elite politisi. Miskin sekali jumlah patronase yang diberikan kepada guru-guru. Sekalipun digelontorkan, dukungan ini biasanya bersifat populis dan jangka pendek. Perilaku korup di sektor ini harusnya jadi bukti nyata betapa bobroknya sistem pendidikan di Indonesia. Tahukah jika Dinas Pendidikan menempati ranking kedua paling korup di Indonesia?


Ada selalu tanda tanya besar di sini. Apa yang membuat pendidikan kita susah maju? Para guru yang dibuat payah kah? Pemerintah yang tidak memperhatikan mutu dan gaji guru kah? Atau tenaga pendidik yang sering dimanipulasi sehingga kumpulan masalah ini menjadi budaya dan menumpulkan nurani? Kita terus menyoal perkara ini.


Mendemistifikasikan "hantu" ini perlu rombakan besar-besaran pastinya. Jika guru adalah koentji, maka kualitas manusia di suatu negara akan meningkat, sehingga pendidikan di Indonesia tidak perlu lagi bercokol di peringkat ke-70.


Berbenah diri adalah fardu tak terkecuali guru. Jika pemerintah gagal menaikkan derajat guru, maka bergantunglah pada diri sendiri. Tingkatkan mutu diri, perluas khazanah ilmu, majukan peradaban dalam akhlak dan etika, jangan cepat puas dengan yang dimiliki sekarang, tetaplah membumi.


Pendidikan disebut berhasil saat membuat anak-anak didiknya menemukan dirinya sendiri. Guru bukan juru selamat yang bertanggung jawab mengatasi semua masalah. Karena menyiapkan bekal sebagai individu yang kreatif, gemar mengeksplorasi dan punya resistensi yang kuat dalam kritisisme adalah prioritas, dan bukan malah yang melucuti kemerdekaan diri.


Sastra Noor

Comments

Popular posts from this blog

Pacaran Meningkatkan Semangat Belajar?

Simple Past Tense Exercise