Belajar Seharusnya Menyenangkan?

Pertanyaan ini muncul di dalam benak saya sebagai seorang pengajar yang berkecimpung bertahun-tahun lamanya. Di tempat kerja saya yang lama, strategi saya untuk membuat anak-anak suka pelajaran Bahasa Inggris adalah menjadi guru yang menyenangkan, membawa pelajaran dengan games, dan sebagainya. Hingga suatu ketika muncul sebuah Tweet dari mantan direktur AI-nya Tesla, "Learning is not supposed to be fun"

Konteks lengkapnya seperti ini,

"There are a lot of videos on YouTube/TikTok etc. that give the appearance of education, but if you look closely they are really just entertainment. This is very convenient for everyone involved : the people watching enjoy thinking they are learning (but actually they are just having fun). The people creating this content also enjoy it because fun has a much larger audience, fame and revenue. But as far as learning goes, this is a trap. This content is an epsilon away from watching the Bachelorette. It's like snacking on those "Garden Veggie Straws", which feel like you're eating healthy vegetables until you look at the ingredients.

Learning is not supposed to be fun. It doesn't have to be actively not fun either, but the primary feeling should be that of effort. It should look a lot less like that "10 minute full body" workout from your local digital media creator and a lot more like a serious session at the gym. You want the mental equivalent of sweating. It's not that the quickie doesn't do anything, it's just that it is wildly suboptimal if you actually care to learn.

I find it helpful to explicitly declare your intent up front as a sharp, binary variable in your mind. If you are consuming content: are you trying to be entertained or are you trying to learn? And if you are creating content: are you trying to entertain or are you trying to teach? You'll go down a different path in each case. Attempts to seek the stuff in between actually clamp to zero."

----

"Ada banyak video di YouTube/TikTok dll. yang memberikan kesan edukasi, tetapi jika Anda perhatikan dengan seksama, sebenarnya itu hanya hiburan. Ini sangat memudahkan semua orang yang terlibat: orang-orang yang menonton merasa senang karena mereka sedang belajar (tetapi sebenarnya mereka hanya bersenang-senang). Orang-orang yang membuat konten ini juga menikmatinya karena kesenangan memiliki audiens, ketenaran, dan pendapatan yang jauh lebih besar. Namun sejauh menyangkut pembelajaran, ini adalah jebakan. Konten ini sangat berbeda dengan menonton Bachelorette. Ini seperti mengemil "Garden Veggie Straws", yang terasa seperti Anda sedang makan sayuran sehat sampai Anda melihat bahan-bahannya.


Belajar tidak seharusnya menyenangkan.
Tidak harus secara aktif juga tidak menyenangkan, tetapi perasaan utamanya harus berupa usaha. Ini seharusnya tidak terlihat seperti latihan "10 menit untuk seluruh tubuh" dari kreator media digital lokal Anda dan lebih seperti sesi serius di pusat kebugaran. Anda menginginkan padanan mental dari berkeringat. Bukannya latihan cepat tidak memberikan hasil apa pun, tetapi itu sangat tidak optimal jika Anda benar-benar peduli untuk belajar.

Saya rasa akan membantu jika Anda secara eksplisit menyatakan niat Anda di awal sebagai variabel biner yang jelas dalam pikiran Anda. Jika Anda mengonsumsi konten: apakah Anda mencoba untuk dihibur atau Anda mencoba untuk belajar? Dan jika Anda membuat konten: apakah Anda mencoba untuk menghibur atau Anda mencoba untuk mengajar? Anda akan menempuh jalan yang berbeda dalam setiap kasus. Upaya untuk mencari hal-hal di antaranya sebenarnya akan berhenti total."

----


Belajar tidak seharusnya menyenangkan. Belajar tidak seharusnya menyenangkan. Belajar itu penuh dengan tekanan, tenggat waktu, ekspektasi, depresi, takut akan kegagalan, kelelahan, dan sebagainya. Dan itu dilakukan sepanjang hidup manusia. Bukan hanya di dalam kelas saat masa-masa sekolah, atau kuliah, tapi hingga kita menutup mata. Bahkan kutipan populer dari Imam Syafi'i saja berkata,

"Jika kau tidak tahan lelahnya belajar, maka kau harus sanggup menahan perihnya kebodohan"

Belajar itu lelah, capek, membosankan. Learning is supposed to be uncomfortable. Beberapa edukator di Amerika menekan gagasan bahwa konsep fun learning itu merusak. Untuk menjawab 'kenapa' dalam benakmu, coba tanyakan ini, "Bagaimana kalau sudah tidak menyenangkan?" What happens when the fun stops?



Belajar bisa menyulitkan dan menyakitkan layaknya proses sebuah berlian yang terbentuk lebih dari 3 milyar juta tahun lalu di dalam kerak Bumi dengan panas dan tekanan yang luar biasa. Sebagaimana proses belajar yang panjang dan melelahkan itu akan mengantarkan kita menjadi pribadi yang lebih bermakna.

Tapi masa enggak boleh belajar dengan menyenangkan? Boleh banget. Banyak juga riset membuktikan peningkatan produktivitas dalam minat belajar saat para murid mendapatkan pelajaran yang menyenangkan yang diselingi games, icebreakings, dan media-media pembelajaran yang kreatif dan adaptif. Berikut beberapa ide yang menurut saya bisa membuat kelas tak hanya menyenangkan, tapi juga lebih fokus:

1. Harus relevan dengan minat pribadi

2. Gunakan metode kreatif

3. Diferensiasi kelas atau secara berkelompok

4. Beri tantangan

5. Berjeda

Jika konteks ini dibawa ke sebuah institusi pendidikan yang sekarang, maka referensi pengajaran dan pembelajaran sudah sangat luas dan bervariatif. Anak-anak generasi sekarang harusnya lebih bersyukur dan lebih giat lagi karena guru-guru sekarang sudah lebih siap dengan bermacam-macam teknik pengajaran yang lebih menyenangkan.

Kesimpulannya adalah belajar dalam situasi yang menyenangkan dapat membawa dampak yang baik bagi para individu yang masih menganggap momok pelajaran tertentu menyeramkan. Di sisi lain, perlu dipahami juga bahwa belajar tidak selalu harus menyenangkan dan penuh dengan games dan icebreakings, tapi juga penuh dengan ketidaknyamanan.





Comments

Popular posts from this blog

Pacaran Meningkatkan Semangat Belajar?

Simple Past Tense Exercise