Self-Journaling: Energi Itu Menular

Kemarin malam saya mendapati pos menarik dari sebuah akun Instagram, The Unteachables. Akun ini sangat membantuku dalam hal memperkokoh sudut pandang dalam karir mengajarku. Isi pos ini berjudul 'What's your teacher type?'. Terbayang? YES! Pos ini menawarkan sebuah kuesioneri yang berujung pada identitas kita dalam mengajar. Tujuannya kurang lebih agar lebih bisa mengenal diri saat di dalam kelas dan perilaku apa yang bisa dimaksimalkan.



Betapa banyaknya penghakiman kita sebagai seorang guru. Disebut terlalu santai, terlalu tegas, terlalu terlalu diam, terlalu bawel, terlalu... apapun itu yang berpikir kita tidak cukup baik dalam melakukan tugas kita. Faktanya, kamu tidak 'terlalu begini, terlalu begitu'. Kamu enggak perlu mengubah itu, kamu cukup memahami diri lebih dalam lagi. Dengan menyelam diri lebih dalam lagi, kita jadi lebih mudah memancarkan energi kita.

Pertanyaan demi pertanyaan telah terjawab mulai dari bagaimana perasaan kita menghadapi kelas, respon kita pada saat bertemu murid secara acak, sampai jenis komunikasi apa yang kita gunakan dalam menjawab pertanyaan anak. Hingga muncul hasilnya. Mungkin kuesioneri ini tidak 100% akurat, tapi sejauh yang saya baca, hasilnya sangat menggambarkan karakter saya sebagai seorang pengajar.

1. Kepribadian guru kamu

THE DYNAMIC TEACHER! Guru yang dinamis. Penuh dengan energi, terlibat, dan antusias. Suka Ramah dan murah senyum. Kamu adalah tipe guru yang suka ngobrol, humoris, dan nyaman saat berbagi semangat. Murid-murid biasanya paham saat kamu masuk ke jam pelajaranmu, mereka akan menghadapi pelajaran yang bermakna dan ceria.

Kamu punya suara lantang yang mampu mengunci perhatian dan kamu adalah tipe guru di mana murid merasa dilihat dan didengar. Murid-murid tahu pelajaran yang akan dibawa kamu akan membuat mereka bersemangat. Kamu diharapkan untuk menularkan energi ke rekan-rekanmu.

Ini ada benar dan salahnya, sih. Saya memang selalu antusias di kelas, tapi karena bahasa Inggris. Saya senang sekali dengan bahasa sehingga membagikannya ke orang lain adalah sebuah upaya untuk menciptakan lingkungan peduli literasi dan bahasa. Sudah suatu kewajiban bagi guru Bahasa Inggris untuk mencintai pelajaran yang diampunya. Bagaimana mau memantik murid-muridnya jika dirinya belum terbakar?

2. Guru populer yang cocok dengan karaktermu

Atmosfir yang kamu bawa di kelas mirip sekali dengan John Keating dari film Dead Poets Society. Selalu membakar semangat dan mengembuskan ide-ide segar di kelas. Kamu mendorong mereka untuk berpikir kritis dan kreatif. Energimu begitu menginfeksi dan menularkan keceriaan di dalam kelas.

Ini bener! Sejak ngampus di semester 6, saya sudah terinspirasi sekali dengan film Dead Poet Society, khususnya sang guru, John Keating. Dia adalah karakter yang rebellious, tapi inspiring. Dia mendobrak cara mengajar konservatif di sekolahnya, tapi sering dicemooh oleh rekan-rekannya karena dianggap membahayakan para murid dengan menularkan energinya. Terlebih, aktor yang memainkan adalah Robin Williams. He is such a great actor!

3. Your Superpower

(1) Kamu memiliki keterampilan, kreativitas, dan rasa ingin tahu. Kamu mampu mengubah tugas rutinitas sehari-hari menjadi hal yang membuat para murid ingin pelajari lebih dalam. (2) Hubungan yang kau buat begitu baik. Kamu mengenal mereka, mereka ingin terhubung dengan apa yang kamu bawa di kelas, hingga sampai pulang sekolah. (3) Berpikir cepat adalah keahlianmu. Saat kamu mencium kelas tidak kondusif, kamu dengan sigap mengubah kelas menjadi lebih hidup dan fleksibel di luar rencana seolah-olah bagian dari rencana.

Ini agak berlebihan, sih. Tapi, langkah progresif yang saya ambil kurang lebih mirip seperti ini: Membuat kelas menjadi lebih engaging, lebih terhubung, dan enggak seperti pengalaman sebelumnya yang membiarkan anak-anak tidak mau belajar. Dan saya buruk dalam menghafal nama dan mengenal murid-murid saya. Hanya beberapa saja yang terlihat mencolok. Tapi, semua guru rata-rata begitu enggak, sih? Haha! Yang ketiga benar! Saya selalu punya secret weapon yang terlatih untuk berbagai situasi.

4. Tantangan yang dihadapi

Energi. Kadang terlalu meluap hingga terkuras habis selesai mengajar. Kadang menularkan energi terlalu besar terhadap murid dengan level pemula sehingga mereka tidak bisa menampung atau terlalu aneh untuk mengikuti alur pembelajaran.

Dan ini benar. Saking semangatnya, terkadang lupa diri untuk mengontrol luapan energi.



5. Reminder

Enggak perlu malu untuk mengakui ini semua--Ini adalah bakat! Semua tentang kanal yang menyalurkan energi ke dalam kelas. Tetaplah seimbangkan perilaku approachable dan energetic. Mantramu adalah my energy is contagious.


Hasilnya tidak 100% akurat seperti yang tadi saya katakan, namun begitu menyenangkan mendapat afirmasi positif seperti ini. Rasanya sangat memantik sekali untuk terus menggubah cara-cara yang melibatkan. Bahkan belakangan ini, rekan-rekan saya di sekolah membocorkan hasil supervisi kelas saya. Mungkin di artikel selanjutnya akan saya tulis.




Comments

Popular posts from this blog

Pacaran Meningkatkan Semangat Belajar?

Simple Past Tense Exercise